Kenduri Muludan 2025 di Masjid Miftakhul Jannah Kalisonggo

Daftar Isi
Kenduri Muludan 2025 di Masjid Miftakhul Jannah Kalisonggo
Suasana Kenduri Muludan di Masjid Miftakhul Jannah Padukuhan Kalisonggo
Suasana Kenduri Muludan di Masjid Miftakhul Jannah Padukuhan Kalisonggo

Kalisonggo — Padukuhan Kalisonggo kembali menggelar tradisi Muludan pada bulan Rabiul Awal 1447 H, yang bertepatan dengan September 2025. Seperti tahun-tahun sebelumnya, kegiatan berpusat di Masjid Miftakhul Jannah, tempat warga berkumpul tidak hanya untuk beribadah, tetapi juga merawat tradisi leluhur yang telah dijalankan lintas generasi.

Sejak awal bulan Rabiul Awal, masjid dipenuhi jamaah setiap malam. Lantunan sholawat Berjanjen dan pembacaan Maulid Al-Barzanji menjadi pengingat akan keteladanan Nabi Muhammad SAW. Tradisi ini tetap dijalankan dengan khidmat, menghadirkan suasana religius sekaligus kebersamaan warga Kalisonggo.

Puncak peringatan digelar pada Kamis, 4 September 2025, bertepatan dengan malam 12 Mulud. Selepas salat Isya’, warga dari seluruh penjuru Kalisonggo berdatangan ke masjid dengan membawa aneka makanan, mulai dari nasi lengkap dengan sayur dan lauk, hingga hidangan khas berupa ingkung ayam. Semua makanan kemudian dikumpulkan untuk disantap bersama dalam tradisi kembul bujana, sebagai wujud persatuan dan kebersamaan.

Acara kenduri diawali dengan doa bersama (umbul donga) yang dipimpin langsung oleh imam Masjid Miftakhul Jannah. Doa dipanjatkan untuk keselamatan warga, kesehatan, kelancaran rezeki, serta kesejahteraan dusun di masa mendatang. Suasana berlangsung penuh kekhidmatan, namun tetap hangat dengan obrolan antarwarga setelah doa selesai.

Bagi masyarakat Kalisonggo, Muludan bukan hanya mengenang kelahiran Nabi Muhammad SAW, tetapi juga menjadi momentum mempererat persaudaraan dan memperkuat gotong royong. Kehadiran warga dalam acara ini menunjukkan bahwa tradisi keagamaan tetap mendapat tempat di tengah kehidupan masyarakat modern.

Dengan terselenggaranya Kenduri Muludan 2025, warga berharap semoga nilai kebersamaan, syukur, dan persaudaraan yang terkandung di dalamnya terus terjaga. Tradisi ini bukan hanya milik generasi sekarang, tetapi juga akan diwariskan kepada generasi mendatang.

Dokumentasi kegiatan dapat dilihat di sini.

Posting Komentar