Pengajian Rutin Lapanan Malam Minggu Legi - Juni 2025

Kalisonggo – Malam Minggu Legi di Padukuhan Kalisonggo terasa istimewa dengan digelarnya pengajian rutin lapanan di Masjid Miftakhul Jannah. Kegiatan keagamaan yang berlangsung pada Sabtu malam tersebut diikuti oleh warga Padukuhan Kalisonggo dan menjadi momentum penting dalam mempererat kebersamaan serta memperdalam pemahaman agama.
Acara dimulai sekitar pukul 20.00 WIB dengan suasana khidmat. Pembukaan dilakukan melalui pembacaan amaliah tahlil yang dipimpin oleh Bapak Rois Padukuhan Kalisonggo. Suara lantunan doa mengisi ruang masjid dan menjadi pengantar menuju suasana hati yang tenang dan fokus pada ibadah.
Acara inti diisi oleh Gus Ma’ruf Masduqi, seorang mubalig dari wilayah Nanggulan yang dikenal dengan gaya ceramah yang lugas dan membumi. Dalam tausiyahnya, Gus Ma’ruf mengangkat dua tema penting yang relevan dengan suasana bulan Dzulhijjah pasca pelaksanaan ibadah kurban: makna kurban sebagai latihan ikhlas, dan keteladanan Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan sehari-hari.
Beliau mengingatkan bahwa menyembelih hewan kurban pada tanggal 10 Dzulhijjah adalah sunnah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Namun lebih dari sekadar ibadah lahiriah, kurban juga menjadi latihan hati untuk menghindari sifat tamak — yaitu berharap berlebihan terhadap sesuatu yang belum tentu menjadi hak kita. Gus Ma’ruf memberikan contoh sederhana: “Kalau kita berharap dapat daging kurban dari masjid, tapi ternyata tidak kebagian, jangan kecewa. Jika kita sudah menyembelih sendiri, meskipun hanya ayam atau bebek, maka kita sudah melatih diri untuk tidak bergantung dan tidak serakah.”
Selanjutnya, beliau menyampaikan pentingnya mencintai Nabi Muhammad SAW sebagai bentuk cinta kepada Allah SWT. Cinta itu tidak cukup hanya diucapkan, tetapi juga diwujudkan dalam tindakan. Di antara bentuk nyata mengikuti ajaran Rasulullah adalah:
- Mencintai orang miskin, bukan menghindar dari mereka.
- Melihat ke bawah dalam urusan dunia, agar lebih bersyukur.
- Tidak takut dinilai atau dibantah orang lain, selama berada di jalan yang benar.
- Tidak bergantung kepada manusia, tetapi berusaha mandiri semampunya.
Pesan-pesan ini disampaikan dengan bahasa yang ringan, sehingga mudah dipahami dan diterima oleh seluruh jamaah yang hadir.
Acara pengajian malam itu semakin semarak dengan penampilan grup hadroh Padukuhan Kalisonggo. Lantunan shalawat dan irama rebana memberikan sentuhan semangat sekaligus kekhusyukan, menambah kehangatan suasana pengajian yang berlangsung hingga malam hari.
Setelah pengajian selesai, warga membubarkan diri dengan tertib. Acara malam itu berakhir dengan penuh hikmah dan semangat kebersamaan.
Posting Komentar