Warga Padukuhan Kalisonggo Lestarikan Tradisi Nyadran dengan Kenduri Bersama

Daftar Isi
Warga Padukuhan Kalisonggo Lestarikan Tradisi Nyadran dengan Kenduri Bersama
Warga Kalisonggo  tradisi Nyadran di area makam dengan membawa tumpeng
Tradisi Nyadran 2025 – Warga Kalisonggo berkumpul di area makam untuk kenduri dan doa bersama sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur.

Kalisonggo – Warga Padukuhan Kalisonggo, Kalurahan Pendoworejo, Kapanewon Girimulyo, kembali melaksanakan Tradisi Nyadran, sebuah bentuk kenduri tahunan sebagai penghormatan kepada leluhur. Kegiatan ini digelar pada Jumat Pon (16 Mei 2025) di area makam Kalisonggo, tepatnya setelah pelaksanaan Salat Jumat, sesuai dengan kalender Jawa dan kearifan lokal yang diwariskan turun-temurun.

Nyadran di Padukuhan Kalisonggo merupakan tradisi budaya yang senantiasa dilaksanakan pada minggu yang sama dengan kegiatan Baritan atau Kupatan. Bila Baritan jatuh pada hari Selasa Kliwon, maka Nyadran akan berlangsung pada hari Jumat Pon. Sehari sebelumnya, warga secara gotong royong melakukan prosesi Besik atau pembersihan makam pada Kamis pagi sebagai bentuk persiapan lahir dan batin.

Warga Kalisonggo gotong royong membersihkan makam
Prosesi Besik Makam – Warga Kalisonggo bergotong royong membersihkan makam leluhur sehari sebelum acara Nyadran dilaksanakan.

Dalam Kenduri Nyadran, warga membawa tumpeng nasi berisi telur rebus dan urap sayur, yang disajikan secara sederhana namun penuh makna. Acara diawali dengan doa bersama yang dipimpin oleh Bapak Rois, tokoh masyarakat setempat, kemudian dilanjutkan dengan makan bersama di lokasi acara sebagai simbol kebersamaan dan rasa syukur.

Tradisi Nyadran mencerminkan nilai-nilai luhur masyarakat Jawa, seperti penghormatan kepada leluhur, kepedulian terhadap lingkungan, serta hubungan harmonis antarwarga. Warga Kalisonggo terus melestarikan tradisi ini sebagai bagian dari identitas budaya lokal yang memperkuat jalinan sosial di tengah masyarakat.

Dengan semangat gotong royong dan kekeluargaan, masyarakat berharap agar Tradisi Nyadran tetap terjaga dan dapat diwariskan kepada generasi muda, sehingga nilai-nilai budaya luhur tetap hidup di tahun-tahun mendatang seperti 2025 ini dan seterusnya.

Posting Komentar